Minggu, 17 Juli 2016
Sudah lama para seniman, budayawan dan akademisi budaya yang berteriak mengenai gejala terjadinya krisis budaya nasional. Budaya populer hasil distribusi budaya media massa telah merasuki pola berpikir sebagian besar masyarakat. Modernitas internasional adalah masa depan, sedangkan tradisional adalah kenangan masa lalu.Saat ini sepertinya kita telah berada dipersimpangan jalan. Maju tanpa akar budaya yang mapan sepertinya akan dipaksakan demi gengsi dan eksistensi negara di mata dunia.
Intoleransi
semakin kental, etika kemanusiaan yang adil dan beradab sudah luntur. Sisitim
pendidikan kebudayaan nasional tak mampu mengantisipasi terjangan modernitas
budaya populer, budaya media massa, dan ideologi globalisasi.
Langganan:
Postingan (Atom)